Kamis, 07 Mei 2015

perkembangan sikap dan bakat khusus



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Belajar ataupun bekerja pada bidang yang diminati terlebih lagi didukung dengan bakat serta talenta yang sesuai ,akan membawa gairah dan memberi kenikmatan dalam mempelajari atau menjalaninya. Sayangnya sering kali remaja memilih suatu jurusan atau bidang studi karena terbawa dan ikut teman-temannya,atau memilih bidang yang lebih popular,tanpa sempat mencerna terlebih dahulu dan memahami bidang yang akan dipelajari,menjadi apa setelah selesai sekolah ataupun lebih jauh lagi mengenali bidang pekerjaan seperti apa yang bias digelutinya sesuai dengan latar belakang pendidikannya tersebut.
            Mengembangkan minat dan bakat bertujuan agar seseorang belajar atau dikemudian hari bisa bekerja dibidang yang diminatinya dan sesuai minat dan bakat yang dimilikinya sehingga mereka bisa mengembangkan kapabilitas untuk belajar serta bekerja secara optimal dengan penuh antusias.
            Bakat adalah bawaan, given from God, dan bakat adalah sesuatu yang dilatih. Sebelum memahami beberapa definisi dan pendekatan bakat yang juga diungkapkan beberapa ahli, ada baiknya kita yakini satu hal: yakin dan percayalah bahwa setiap insan di muka bumi ini telah memiliki bakat berupa anugerah cuma-cuma dari Sang Maha Kuasa. Beberapa istilah kerap dipakai ketika berbicara bakat secara spesifik, antara lain aptitude, talent/talenta, intelligence/inteligensi/kecerdasan, gifted/giftedness, dan sebagainya.
            Pada dasarnya istilah-istilah tersebut membawa makna bakat yang berkembang sesuai kebutuhan dan kepentingan. Namun sama-sama mengandung unsure bakat bawaan dan latihan. Misalnya yang dikemukakan Renzulli (1981), bakat merupakan gabungan dari tiga unsur esensial yang sama pentingnya dalam menentukan keberbakatan seseorang, yakni kecerdasan kreatifitas dan tanggung jawab.
            Kecerdasan, beserta aspek-aspeknya dapat diukur dengan tes psikologi, termasuk kemampuan intelektual umum dan taraf inteligensi. Aspek-aspek kemampuan intelektual, antara lain mencakup logika abstrak, kemampuan verbal, pengertian sosial, kemampuan numeriak, kemampuan dasar teknik dan daya ingat memori.
            Setiap anak memiliki kebiasaan dan sikap yang berbeda-beda satu sama lainnya hal ini sesuai dengan faktor keluarga, lingkungan dan masyarakat.

1.2  Rumusan Masalah
a.       Pengertian perkembangan sikap dan bakat khusus
b.      Menguraikan Permasalahan-permasalahan yang dihadapi pada perkembangan sikap dan bakat khusus
c.       Menjelaskan solusi dari permaslahan yang dihadapi pada perkembangan sikap dan bakat khusus

1.3 Manfaat Penulisan
Diharapkan dengan mengetahui sikap dan bakat khusus secara mendalam maka, individu yang memiliki sikap dan bakat khusus akan mampu berprestasi secara optimal baik didalam keluarga, lingkungan, maupun di sekolah. Dengan memberikan dukungan secara maksimal kepada individu untuk mengembangkan bakat khusus tersebut serta bersikap yangs sesuai dengan norma-norma yang berlaku.










BAB II
ISI
2.1 Perkembangan Bakat Khusus
            2.1.1 Pengertian Bakat Khusus
Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan potensi ( potential ability ) yang masih perlu pengembangan dan latihan lebih lanjut. Karena sifatnya yang masih potensial atau masih laten, bakat memerlukan ikhtiar pengembangan dan pelatihan secara serius dan sistematis agar dapat terwujud ( Utami Munandar 1992 ) .
Bakat berbeda dengan kemampuan (ability) yang mengandung makna sebagai daya untuk melakukan sesuatu, sebagai hasil pembawaan dan latihan. Bakat juga berbada dengan kapasitas (capacity) dengan sinonimnya, yaitu kemampuan yang dapat dikembangkan di masa yang akan datang apabila latihan dilakukan secara optimal ( Conny Semiawan 1987 ).
            Bakat umum apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat umum. Misalnya bakat intelektual secara umum, sedangkan bakat khusus apabila kemampuan bersifat khusus. Misalnya bakat akademik, social, dan seni kinestetik. Bakat khusus biasanya disebut talent sedangkan bakat umum (intelektual) biasanya disebut giftedBakat adalah tingkat kemampuan yang tinggi yang berhasil dicapai seseorang dalam keterampilan tertentu, demikian menurut (Tedjasaputra, 2003).
Bingham mendifinisikan bakat sebagai “An optitude …as a condition or set characteristics regarded as symptomatic of an individua’s ability to acquire with training some (usually specified) knowledge, skill, or set of responses such as the ability to speak a language, to produce music etc. bingham menitikberatkan pada kondisi atau seperangkat sifat yang dianggap sebagai tanda kemampuan individu untuk menerima latihan atau seperangkat respons seperti berbahasa, musik dan sebagainya.

Sedangkan Guilford (Sumandi S., 1991 : 169) mengemukakan bahwa bakat itu mencangkup tiga dimensi psikologis, yaitu :
a.       Dimensi perseptual (kemampuan persepsi, yang mencangkup : kepekaan pengindraan; perhatian; orientasi terhadap waktu; luasnya daerah persepsi; kecepataan persepsi, dan sebagainya).
b.      Dimensi psikomotor (mencangkup enam factor, yaitu : kekuatan; implus; kecepatan gerak; ketelitian kecepatan statis yang menitikberatkan pada posisi; ketelitian ketepatan dinamis yang menitikberatka pada gerakan; koordinasi; dan keluwesan).
c.       Dimensi intelektual meliputi lima faktor, yaitu :
1.      Faktor ingatan, yang mencangkup : substansi, relasi dan sistem
2.      Faktor ingatan, mengenai perkenalan terhadap : keseluruhan informasi; golongan; hubungan-hubungan; bentuk; dan kesimpulan
3.      Faktor evaluatif, yang meliputi : identitas; relasi-relasi; sistem; dan problem yang dihadapi
4.      Faktor berfikir konvergensi, yang meliputi : nama-nama; hubungan-hubungan; sistem-sistem; trasformasi; dan implikasi-implikasi yang unik
5.      Faktor berfikir divergen meliputi : menghasilkan unit-unit.
Bakat adalah mencakup segala faktor yang ada pada individu sejak awal pertama dari kehidupannya, yang kemudian menumbuhkan perkembangan keahlian, kecakapan dan keterampilan khusus tertentu.bakat bersifat laten potensial (dalam arti dapat mekar berkembang) sepanjang hidup manusia dan dapat di aktifkan potensinya.potensi-potensi yang terpendam dan masih tetap itu dapat dibuat aktif (Kartini kartono ,1979).
Bakat sebagai “benih dari suatu sifat ,yang baru akan nampak nyata,jika mendapat kesempatan atau kemungkinan untuk berkembang”(Suganda purbakawatja,1982).




Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a.       Bakat merupakan kemampuan bawaan,sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.
b.      Bakat tidaklah diturunkan semata,tetapi merupakan interaksi dari faktor keturunan dan faktor lingkungan,artinya dibawa sejak lahir berupa potensi dan berkembang melalui proses belajar,dan memiliki ciri khusus.
c.       Orang yang berbakat dalam bidang tertentu diperkirakan akan mampu mencapai prestasi tinggi dalam bidang itu.jadi prestasi sebagai perwujudan bakat dan kemampuan.
d.      Bakat mencakup ciri-ciri lain yang dapat memberi kondisi atau suasana memungkinkan bakat tersebut terealisasi,termasuk inteligensi,kepribadian,interes,dan keterampilan khusus.”bakat adalah suatu kapasitas untuk belajar sesuatu” arti kapasitas adalah potensi kemampuan untuk berembang.

2.1.2 Jenis-Jenis Bakat Khusus
Setiap individu memiliki bakat khusus yang berbeda-beda. Jenis-jenis bakat
khusus biasanya dilakukan berdasarkan bidang apa bakat tersebut berfungsi, seperti bakat olahraga, seni, teknik dan sebagainya. Dengan demikian, bakat khusus ini bergantung pada konteks kebudayaan tempat seorang individu hidup dan dibesarkan. Faktor pengalaman atau lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan bakat khusus ini.

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus
 Ada sejumlah factor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus yang secra garis besar dikelompokkan menjadi dua yaitu factor internal dan factor eksternal.
Factor internal adalah factor yang berasal dari dalam diri individu, yaitu:
1.      Minat
2.      Motif berprestasi
3.      Penilaian

Selain penyebab di atas, faktor lain yang menyebabkan bakat anak tetap terpendam adalah yang berasal dari diri anak sendiri, di antaranya yaitu:

1. Interest atau minat
Suatu bakat tidak akan berkembang dengan baik apabila anak yang bersangkutan tidak memiliki inters atau minat terhadap bakatnya. Misalnya saja, anak dengan bakat matematika, bakatnya tidak akan berkembang tanpa adanya ketertarikan atau minat sang anak terhadap hitung-hitungan. Anak dengan bakat musik tidak akan berkembang tanpa ia memiliki ketertarikan terhadap irama dan nada.
Apabila hal ini terjadi, maka orangtua perlu memberikan dorongan yang lebih pada anak agar bakat anak bisa terasah secara optimal. Kalau tidak mendapat dukungan dari orangtua atau dibangkitkan minatnya, bakat yang dimiliki anak tidak akan berkembang. Bisa saja anak tersebut agak lambat untuk mengembangkan kemampuannya, terutama ketika menyadari bahwa ia mempunyai bakat dalam bidang tertentu.

2. Motivasi
Selain minat, bakat juga dipengaruhi oleh motivasi. Bakat anak kurang berkembang atau tidak menonjol apabila ia tidak memiliki motivasi atau dorongan dari dalam dirinya sendiri untuk mengembangkan bakatnya tersebut.
Motivasi berhubungan dengan kuatnya daya juang anak untuk mencapai suatu sasaran tertentu. Jika kurang motivasi untuk menjadi olahragawan, maka seorang anak dengan bakat sepakbola, menghadapi rintangan kecil saja dalam belajar sepakbola akan menghilangkan semangatnya berlatih.

3. Value atau penilaian
Value adalah bagaimana seorang anak memberi arti atau penilaian terhadap bidang bakat yang dimilikinya. Meskipun anak mengetahui bahwa ia memiliki suatu bakat di bidang tertentu, jika ia menganggap bakat tersebut kurang bernilai atau bahkan negatif dalam pandangannya, maka hal ini juga akan menghambat perkembangan bakatnya. Misalnya bakat anak dalam olahraga catur, jika anak memberi nilai negatif pada bakat ini atau menganggap bahwa menjadi atlet catur tidak begitu membanggakan, kurang terkenal dibanding bakat menyanyi, dan penilaian negatif lainnya maka bakat anak di bidang catur tersebut akan tetap terpendam.
Jadi bisa disimpulkan bahwa meskipun bakat adalah suatu berkah yang dibawa seseorang dari lahir, bakat tersebut tidak memberi manfaat besar baginya selama anak yang bersangkutan tidak menghendaki bakat tersebut. Dalam hal ini diperlukan bimbingan, dan dorongan atau dukungan dari lingkungan, baik orangtua secara khusus dan masyarakat pada umumnya.

Adapun faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari lingkungan individu tumbuh dan berkembang. Faktor – faktor tersebut adalah :
1.      Kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri
2.      Sarana dan prasarana
3.      Dukungan dari orangtua
4.      Lingkungan tempat tinggal
5.      Pola asuh orangtua
            
2.1.4 Permasalahan yang dihadapi dalam perkembangan bakat khusus
1.      Anak tidak menyadari bakat yang dimiliki didalam dirinya.
2.      Adanya faktor penghambat bakat si anak tersebut untuk dapat berkembang.
3.      Kurangnya rasa percaya diri didalam diri anak tersebut akan bakat yang dimilikinya.
4.      Kurangnya fasilitas pendukung untuk mengembangkan bakat anak tersebut.
5.      Tidak adanya dukungan dalam aspek finansial



2.1.5 Contoh Permasalahan dan Solusinya
a. Contoh Masalah
            Seorang anak yang memiliki bakat dalam hal melukis yang sangat luar biasa. Namun, baik dari orang tua atau lingkungan sekitarnya hal tersebut tidak pernah dihargai karena di anggap bakat tersebut tidak menjanjikan bagi kelanjutan kehidupannya. Sehingga, anak tersebut tidak pernah menyadari kalau bakatnya tersebut akan sangat dihargai.
           
Solusi :
            Hal itu menjadi penghambat dalam hal pengembangan bakat anak. Sehingga, terkadang anak tersebut akan berhenti untuk meneruskan bakatnya. Dalam masalah ini, faktor yang sangat menentukan untuk pengembangan bakat tersebut adalah dorongan dari dalam diri sendiri. Anak harus mampu memotivasi dirinya untuk terus mengembangkan bakat yang dia punyai. Faktor lain adalah faktor dari luar atau dukungan dari orang lain yang dapat memotivasi kembali anak tersebut.


  2.2 Perkembangan Sikap
2.2.1 Pengertian Perkembangan Sikap
Fishbein (1975) mendefenisikan sikap adalah predisposisi emosional yang dipelajari untuk merespon secara konsisten terhadap suatu objek. Sikap merupakan variabel laten yang mendasari, mengarahkan dan mempengaruhi perilaku. Sikap tidak identik dengan respons dalam bentuk perilaku, tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat disimpulkan dari konsistensi perilaku yang dapat diamati. Secara operasional, sikap dapat diekspresikan dalam bentuk kata-kata atau tindakan yang merupakan respons reaksi dari sikapnya terhadap objek, baik berupa orang, peristiwa, atau situasi.
Menurut Chaplin (1981) dalam Dictionary of Psychology menyamakan sikap dengan pendirian. Chaptin menegaskan bahwa sumber dari sikap tersebut bersifat kultural, familiar, dan personal. Artinya, kita cenderung beranggapan bahwa sikap-sikap itu akan berlaku dalam suatu kebudayaan tertentu, selaku tempat individu dibesarkan. Jadi, ada semacam sikap kolektif (collective attitude) yang menjadi stereotipe sikap kelompok budaya masyarakat tertentu. Sebagian besar dari sikap itu berlangsung dari generasi ke generasi di dalam struktur keluarga. Akan tetapi, beberapa darin tingkah laku individu juga berkembang selaku orang dewasa berdasarkan pengalaman individu itu sendiri. Para ahli psikologi sosial bahkan percaya bahwa sumber-sumber penting dari sikap individu adalah propaganda dan sugesti dari penguasa-penguasa, lembaga pendidikan, dan lembaga-lembaga lainnya yang secara sengaja diprogram untuk mempengaruhi sikap dan perilaku individu.
Stephen R. Covey mengemukakan tiga teori determinisme yang diterima secara luas, baik sendiri-sendiri maupun kombinasi, untuk menjelaskan sikap manusia, yaitu:
1.      Determinisme genetis (genetic determinism): berpandangan bahwa sikap individu diturunkan oleh sikap kakek-neneknya. Itulah sebabnya, seseorang memiliki sikap dan tabiat seperti sikap dan tabiat nenek moyangnya.
2.      Determinisme psikis (psychic determinism): berpandangan bahwa sikap individu merupakan hasil pelakuan, pola asuh, atau pendidikan orang tua yang diberikan kepada anaknya.
3.      Determinism lingkungan (environmental determinism): berpandangan bahwa perkembangan sikap seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan individu itu tinggal dan bagaimana lingkungan memperlakukan individu tersebut. Bagaimana atasan/pimpinan memperlakukan kita, bagaimana pasangankita memperlakukan kita, situasi ekonomi, atau kebijakan-kebijakan pemerintah, semuanya membentuk perkembangan sikap individu.

Berdasarkan arti dari sikap yang dikemukakan para ahli dapat ditarik kesimpulan:
Sikap merupakan salah satu aspek psikologi individu yang sangat penting karena sikap merupakan kecenderungan untuk berperilaku sehingga akan banyak mewarnai perilaku seseorang. Sikap setiap orang berbeda atau bervariasi, baik kualitas maupun jenisnya sehingga perilaku individu menjadi bervariasi. Pentingnya aspek sikap dalam kehidupan individu, mendorong para psikolog untuk mengembangkan teknik dan instrumen untuk mengukur sikap manusia. Beberapa tipe skala sikap telah dikembangkan untuk mengukur sikap individu, kelompok, maupun massa untuk mengukur pendapat umum sebagai dasar penafsiran dan penilaian sikap.

2.2.2 Cara Mengembangkan Sikap Positif pada Anak
Sebagai orangtua, kita perlu mendidik anak secara baik agar tumbuh menjadi aktif, cerdas, dan memiliki masa depan cemerlang. Karena itu, Anda perlu simak pemaparan berikut ini guna membantu anak agar lebih aktif, penuh perhatian, bertanggung jawab, dan lebih terorganisir.

Cara Mengembangkan Sikap Positif pada Anak
1.  Mintalah bantuan kepadanya
Sesekali, Anda perlu memberi kesempatan kepada anak untuk membantu atau membiarkan dia membereskan mainannya sendiri. Hal ini dapat meningkatkan rasa tanggung jawab pada diri anak.

2.   Ajak anak fokus pada satu hal
Ketika minta anak untuk membereskan mainan yang berantakan, Anda perlu mematikan televisi terlebih dulu. Hal ini bermanfaat membuat anak fokus pada satu pekerjaan.

3.   Disiplin pada kebersihan
Anda perlu mengajak anak menyikat gigi dua kali dalam satu hari. Anda harus melakukan hal ini secara rutin agar kelak anak terbiasa.

4.   Bermain bersama anak
Anda bisa mengisi hari libur dengan bermain bersama anak. Selain bermain, Anda juga bisa mengajak anak untuk olahraga bersama.


5.   Hindari keluhan dan amarah
Sebagai orangtua, Anda perlu bersikap lebih tegas kepada anak. Selain itu, jadilah orangtua yang menyenangkan agar anak mau mendengarkan nasihat Anda.
Sekedar tambahan, cara membangun sikap positif pada diri anak adalah dengan menghargai anak itu sebagai seorang pribadi. Cara ini dapat memperkuat tingkah lakunya yang baik. Anak-anak memerlukan lebih banyak dorongan untuk melakukan perbuatan positif, bukan kritikan terhadap perbuatan yang negatif. Anak-anak perlu ditolong supaya tahu apa yang benar, jika melakukan kesalahan (kenakalan anak) kita tunjukkan bagaimana seharusnya yang benar untuk dilakukan. Pujian dan dukungan semangat sangat efektif dalam mendorong anak- anak untuk melakukan apa yang benar.

2.2.3 Permasalahan dalam perkembangan sikap
  1. Lingkungan Pergaulan
2.      Lingkungan Masyarakat
3.      Teknologi

2.2.4 Contoh dari permasalahan perkembangan sikap
            Seorang anak yang sering dibully dilingkungan tempat tinggalnya ataupun lingkungan sekolah, yang pada awalnya memiliki sikap yang tidak pemalu dan bahkan cenderung aktif akan berubah drastis menjadi anak yang pemalu dan menutup dirinya pada lingkungan sekitar sehingga hal ini menyebabkan perkembangan dari anak tersebut akan terhambat.

2.2.5 Solusi dari permasalahan perkembangan sikap
            Solusi yang bisa dilakukan untuk menghadapi permasalahan ini adalah dibutuhkannya teman sebagai tempat untuk anak itu bisa mencurahkan masalah yang dihadapinya dan teman yang bisa menjadi motivasi agar anak itu tidak menghiraukan hal tersebut. Bahkan, menjadikannya sebagai sebuah kekuatan untuk lebih baik lagi.
            Namun, dari semua itu yang paling penting adalah dukungan dari orang tua. Dimana, anak tersebut harus terbuka pada orangtuanya tentang masalah yang tengah dihadapinya tersebut.


BAB III
PENUTUP

3.1.            Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
 Sikap
Fishbein (1975) mendefenisikan sikap adalah predisposisi emosional yang dipelajari untuk merespon secara konsisten terhadap suatu objek.         
Dalam konteksnya hubungan antara nilai, moral, dan sikap adalah jika ketiganya sudah menyatu dalam superego dan seseorang yang telah mampu mengembangkan superegonya dengan baik, sikapnya akan cenderung didasarkan atas nilai-nilai luhur dan aturan moral tertentu sehingga akan terwujud dalam perilaku yang bermoral. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap perkembangan nilai, moral, dan sikap individu mencakup aspek psikologis, sosial, budaya, dan fisik kebendaan, baik yang terdapat dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Suatu sistem sosial yang paling awal beruasaha menumbuhkembangkan sistem nilai, moral, dan sikap kepada anak adalah keluarga. Melalui proses pendidikan, pengasuhan, pendampingan, pemerintah, larangan, hadiah, hukuman, dan intervensi edukatif lainnya, para orang tua menanamkan nilai-nilai luhur, moral, dan sikap yang baik bagi anak-anaknya agar dapat berkembang menjadi generasi penerus yang diharapkan.
Bakat khusus
1.Bakat merupakan kemampuan bawaan,sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.
2.Bakat tidaklah diturunkan semata,tetapi merupakan interaksi dari faktor keturunan dan faktor lingkungan,artinya dibawa sejak lahir berupa potensi dan berkembang melalui proses belajar,dan memiliki ciri khusus.
3.Orang yang berbakat dalam bidang tertentu diperkirakan akan mampu mencapai prestasi tinggi dalam bidang itu.jadi prestasi sebagai perwujudan bakat dan kemampuan.
4.Bakat mencakup ciri-ciri lain yang dapat memberi kondisi atau suasana memungkinkan bakat tersebut terealisasi,termasuk inteligensi,kepribadian,interes,dan keterampilan khusus.”bakat adalah suatu kapasitas untuk belajar sesuatu” arti kapasitas adalah potensi kemampuan untuk berembang.

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat kami sampaikan, setelah kami mengkaji tentang perkembangan sikap dan bakat khusus adalah:
1.      orang tua di dalam rumah harus bertanggung jawab untuk mendidika moral anaknya
2.      guru di sekolah juga bertanggungjawab untuk mendidik moral anak didiknya, tidak hanya sekedar pintar dalam keilmuan tetapi harius pentar dalam bertindak dan bersikap (berakhlak).
3.      masyarakat harus ikut serta mencegah anak yang amoral dan mendukung anak yang bermoral.
4.      Anak harus bisa menyadari bakat yang ada dalam dirinya
















Daftar pustaka

1.   Yusuf, Syamsu. 2001. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2.   Ali, Mohammad dan Asrori, Muhammad, 2006. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Bumi Aksara.
3.   Corey, Gerald, 2009, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, Bandung: PT Refika Aditama.
4.   Hurlock, Elizabeth B. 1980, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga.
5.   Panuju, Panut dan Umami, Ida, 1999, Psikologi Remaja, Yogyakarta: PT Tiara Wacana.
6.   Setyoningtyas, Emila, Kamus Trendy Bahasa Indonesia, Surabaya: Apollo




Tidak ada komentar:

Posting Komentar