Kamis, 07 Mei 2015

MAKALAH MASYARAKAT MELAYU JAMBI



MAKALAH
MASYARAKAT MELAYU JAMBI




Disusun oleh
Nama : Krisna suryanti
Nim : RSA1C314011



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 4
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 5
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................... 6
C. TUJUAN PENULISAN .......................................................................................... 6
BAB II. PEMBAHASAN
1.         SEJARAH ASAL USUL MELAYU ................................................................. 7
2.    KEBUDAYAAN MELAYU JAMBI.................................................................. 13
3.    PERKEMBANGAN MELAYU JAMBI............................................................. 14
4.       MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT MELAYU JAMBI....................... 15
5.      SENI DAN SASTRA MASYARAKAT MELAYU JAMBI............................... 22
6.      ADAT ISTIADAT MASYARAKAT MELAYU JAMBI................................... 29
7.      KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT MELAYU JAMBI........ 33
BAB III PENUTUP
1.      KESIMPULAN.................................................................................................... 35
2.      SARAN................................................................................................................. 35
SUMBER REFERENSI......................................................................................... 36




KATA PENGANTAR
Puji syukur  penulis telah panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sang pencipta alam semesta, manusia, dan kehidupan beserta seperangkat aturan-Nya, karena berkat limpahan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah pendidikan kewarganegaraan  yang berjudul “MASYARAKAT MELAYU JAMBI”
Shalawat beriring salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, karena berkat jasa beliaulah kita dapat menikmati dunia yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.
             Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang selalu memberikan dukungannya,dan kepada bapak
Drs. Irwan, M.pd. selaku dosen pengampu yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini, dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
              Semoga makalah ini bermanfaat sebagai bahan untuk menambah wawasan pengetahuan khususnya dalam mata kuliah pendidikan kewarganegaraan
Akhirnya penulis hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidak sempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis, pembaca, dan bagi seluruh kalangan yang membutuhkan.



Jambi , 25 Desember 2014


Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah yang terbentang di sekitarnya. Ini menyebabkan keanekaragaman suku, adat istiadat dan kebudayaan dari setiap suku di setiap wilayahnya. Hal ini sungguh sangat menakjubakan karena biarpun Indonesia memiliki banyak wilayah, yang berbeda suku bangsanya, tetapi kita semua dapat hidup rukun satu sama lainnya.
Namun, sungguh sangat disayangkan apabila para generasi penerus bangsa tidak mengetahui tentang kebudayaan dari setiap suku yang ada. Kebanyakan dari mereka hanya mengetahui dan cukup mengerti tentang kebudayaan dari salah satu suku yang ada di Indonesia, itu juga karena pembahasan yang sering dibahas selalu mengambil contoh dari suku yang itu-itu saja.          
Sejak ratusan tahun lalu provinsi jambi dihuni oleh etnis melayu, seperti suku Kerinci, Suku Batin, suku Bangsa Dua Belas, suku Penghulu, dan suku Anak dalam. Namun juga ada etnis pendatang. Perjalanan sejarah yang dialami etnis melayu telah melatar belakangi budaya melayu di Jambi.
Setiap kebudayaan itu bersifat dinamis akan perubahan  bahkan mungkin hilang sama sekali. Penyebabnya adalah perkembangan kebudayaan, pengaruh budaya luar, kurangnya kesadaran masyarakat, dan lemahnya jiwa kebudayaan para remaja sebagai generasi penerus nilai-nilai kebudayaan bahkan itu mungkin dan telah terjadi di provinsi jambi.
Dalam penulisan makalah ini kami akan membahas tentang masyarakat melayu Jambi yang Setidaknya dapat memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat  melayu Jambi.



B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah asal usul melayu ?
2. Bagaimana kebudayaan melayu jambi ?
3. Bagaimana perkembangan masyarakat melayu jambi ?
4. apa saja mata pencaharian masyarakat melayu jambi ?
5. apa saja kesenian dan satra yang dimiliki masyarakat mealyu jambi ?
6. bagaimana kondisi adat istiadat  masyarakat melayu jambi ?
7. bagaimana kondisi sosial budaya masyarakat melayu jambi ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui sejarah asal usul melayu
2. Untuk mengenal lebih dekat kebudayaan melayu jambi
3. Menjelaskan perkembangan masyarakat melayu jambi
4. Menjelaskan mata pencaharian masyarakat melayu jambi
5. Untuk mengetahui kesenian dan satra yang dimiliki masyarakat mealyu jambi
6. Untuk mengetahui kondisi adat istiadat  masyarakat melayu jambi
7. Untuk mengetahui kondisi sosial budaya masyarakat melayu jambi






BAB II
PEMBAHASAN
1.       Sejarah Asal Usul Melayu
Berbagai pendapat tentang etimologi kata “melayu” telah diberikan oleh para ahli seperti:
     - Werndly,
kata “melayu” berasal dari kata “melaju” dasar katanya  laju bermakna cepat, deras dan tangkas, dengan pengertian bahwa orang melayu bersifat tangkas dan cerdas, segala tindak tanduk mereka cepat dan deras
-          Van der Tuuk,
Berpendapat bahwa perkataan melayu berarti penyeberang, pengertiannya bahwa orang melayu menyeberang atau menukar agamanya dari Hindu- Budha kepada Islam
-          Hollander,
Memberi makna melayu sebagai pengembara, tegasnya bahwa orang  melayu suka mengembara atau menjelajah dari satu tempat ketempat lain.
-          Harun Aminurrashid.
Menyatakan melayu berasal dari istilah bahasa sanskit yaitu “malaya”, atau dari perkataan Tamil yaitu “malai” yang berarti bukit atau tanah tinggi
-          Orang Portugisnya ,
meyebutnya sebagai “malayo”
-          Omar Amir Husin,
Kata melayu berasal dari satu daerah dinegri persia bernama Mahaluyah. Penduduk Mahaluyah telah mengembara ke Asia Tenggara dan menetap si Sumatera dan kepulauan sekitarnya. Suku mahaluyah itulah yang membawa pengaruh kebudayaan Persia di daerah ini ( seperti dalam kesusastraan melayu) beliau jiga mengatakan kata melayu mungkin berasal dari nam-nama guru-guru yang bergelar “Mulaya”, guru inilah yang berperan menyuburkan kebudayaan melayu.
-          Darus Ahmad,
Kata melayu diambil dari sejenis pohon yang harum baunya yaitu pohon gaharu. Orang India masa silam meyebut Semenanjung Tanah Melayu sebagai negara gaharu .
-          I-Tsing
Juga telah meyebut kata Mo-Lo-you dalam tulisannya sejak abad ke-7 masehi, istilah melayu digunakan pada nama suku-suku yang tersebar di daerah-daerah tanah melayu dan sumatera. Kemudian istilah melayu terkenal pada kerajaan melayu di Sumatra berjaya menguasai kerajaan Sriwijaya pada abad ke-13 masehi.

Tentang asal usul bangsa melayu, juga banyak pendapat yang dikemukakan para ahli seperti :
-          Van Ronkel,
Berpendapat bahwa bangsa melayu ialah orang yang bertutur bahasa melayu dan mendiami semenanjung tanah melayu, kepulauan Riau Lingga serta beberapa daerah sumatara khususnya di Palembang.

-          Robequin,
Menyatakan alam melayu meliputi semenanjung tanah melayu, Singapura, Indonesia, Philipina, tidak termasuk New Guinea dan pulau-pulai , Milanesia
-          Benton William,
Menyatakan bangsa melayu itu adalah penduduk yang mendiami Asia Tenggara dan pulau-pulau dekatnya. Nenek moyang melayu berasal dari bangsa Austronesia Proto, Melayu Proto, Mongoloid, Indonesia ( Malayan) suku bangsa ini berasal dari daerah Yunan di Cina Selatan mereka mengembara ke selatan melalui lembah sungai mekong (kira-kira 2500-1500 sebelum masehi). Kemudian mereka mendiami semenanjung tanah melayu, kepulauan Indonesia, Madagaskar dan pulau-pulau Timur.
-          Hendrik Kenu dan Von Hiene Geldren,
Menyatakan terdapat dua kumpulan pengembara yang telah sampai ke kepulauan melayu dan yunan, kelompok pertama disebut “melayu Proto”, kedua “ Melayu Deutro”. Kelompok melayu deutro dan sampai keasia tenggara mereka telah menghalau orang melayo proto ke gunung dan hutan rimba. Golongan melayu proto membentuk masyarakat dipedalaman yang dikenal sebagai Jakun, Mah meri, Jahut, Temuan dan Biduanda, Sementara orang melayu deutro dikatakan sebagai nenek moyang orang melayu dewasa ini.
Kesimpulannya dapat dilihat bahwa orang melayu dari segi sosial dan budayanya yang lebih luas, meliputi penduduk yang mendiami semenanjung tanah melayu dan gugusan pulau-pulau melayu atau nusantara, disebabkan penjajahan yang suka memecah belah orang melayu, maka terjadilah banyak kelompok-kelompok bangsa melayu di dunia ini.

a. Definisi masyarakat Melayu

Menurut Syed Husin Ali, orang melayu dari segi lahiriah biasanya berkulit sawo matang, berbadab sederhana dan tegap, selaku berlemah lembut serta berbudi bahasa, Tapi untuk menjelaskan identitas orang melayu agak sulit karena orang melayu sering berubah dan berkembang tergantung keadaan dan kepentinganya. Dari segi budaya, defenisi melayu meliputi penduduk kawasan yang lebih luas yaitu gugusan pulau-pulau melayu terdiri dari Malaysia, Indonesia ,Fhilipina dan lainnya. Tapi dari segi undang-undang perlembagaan Malaysia : fasal 160 arti melayu adalah “ seseorang yang menganut agama islam, lazimnya bercakap bahasa melayu, menurut adat istiadat melayu
Menurut Aris Osman defenisi orang melayu berdasarkan sosio budayanya, seperti etnik Minangkabau, Jawa, Bugis, Banjar, Mandailing dan lainnya.

Dilihat dari segi perlembagaan Malaysia, seseorang melayu boleh siapa saja  asal menganut agama islam, berbahsa islam dan mengamalkan adeat istiadat orang melayu. Seseorang Cina, India, dan bangsa lainnya boleh menjadi melayu jika ia melaksanakan syarat yang ditetapkan. Oleh sebab itu bangsa lainnya yang menganut agama islam ia dikatakan “masuk melayu”.

b. Sejarah Bangsa Melayu

Bebagai bukti menunjukkan bahwa kawasan alam melayu sudah didiami manusia sejak zaman Pleistosen ( zaman air batu). Seeorang sarjana Belanda E.Dubois, telah menemui fosil-fosil (tengkorak, gigi, dan tulang paha) disebuah desa pinggiran Bengawan Solo disebut “pithecanthropus Erectus” (manusia kera) yang berjalan tegak, dikatakan sebagai asal usul nenek moyang manusia, menurut Koenjaraningrat, mahluk pithecanthropus termasuk Meganthropus Paleojavanicus, yang dianggap sebagai manusia pendahulu dikawasan Asia Tenggara (2.000.000 hingga 200.000 tahun yang lalu), para ahli berpendapat, walaupun manusia tertua ini balum dapat mencipta bahasa, tapi mereka sudah menggunakan adat-adat batu atau kayu.
Menurut Mubin Sheppard, kesan awal orang melayu yang mendiami semenanjung melayu berupa alat-alat dari batu dan tembikar dan telah ditemukan di gua-gua. Pada tembikar ada ukiran yang indah yang menunjukan penilaian mereka yang tinggi terhadap seni. Menurut beliau, orang melayu telah mendiami kawasan Kampuchea hinga semenanjung Malaysia dan pulau-pulau selatan. Orang melayu telah mengetahui ilmu pelayaran sejak 3000 tahun sebelum masehi. Melalui hubungan pelayaran ini mereka dapat berhubungan dengan negeri lainnya yang menghasilkan penemuan berbagai artefak, seperti “ 6 buah gendang gangsa”. Gendang itu dipercayai berasal dari “DONG SON” yang terletak di Indonesia.
Menurut G. Coedes, penduduk pribumi nusantara pada zaman pra sejarah sudah memiliki peradapan, seperti pada bidang ekonomi mereka sudah menjalankan usaha pertanian padi, bertenak binatang, mengusai ilmu pelayaran dan penggunaa logam. Dengan logam mereka menciptakan alat-alat pertanian seperti bajak dan kapak yang sudah punya lobang seperti yang ditemui di Sprint Cave.
Linton, telah membuat hipotesis bahwa orang melayu pada zaman pra sejarah sudah mempunyai sistem kepercayaan terhadap kuasa-kuasa luar biasa atau animisme, mahluk alam gaib yang menguasai alam semesta, gejala-gejala alam, arwah nenek moyang, kepercayaan kepada dewa agung, dewa bintang, dewa langit dewa bumi dan sebagainya. Sementara itu G. Cordes dalam bukunya The Indianised States of Southheast Asia. Mengatakan orang melayu bukanlah manusia primitif, Begitu juga N.J Krom berpendapat bahwa sebagai syarat-syarat peradapan masa itu pada wujud menuju permainan kesenian seperti wayang kulit, gamelan dan kepandaian mencipta batik.

C. KERAJAAN MELAYU YANG TERAWAL

Sebagai suatu kelompok manusia, orang melayu tidak lepas dari konflik sesama atau kelompok, konflik ini mengakibatkan perselisihan dan peperangan. Konflik itu disebabkan faktor rebutan kawasan pengairan, sawah atau perdagangan. Demi menyusun pertahanan kawasan yang luas, orang melayu memerlukan data organisasi politik, perkembangan politik ini lahirlah kerajaan-kerajaan melayu yang awal dialam melayu.
Catatan-catatan Cina meyebutkan kerajaan-kerajaan melayu sejak awal kurun masehi, salah satunya adalah kerajaan Langkasuka (Lang ya Has) yang berpusat di segenting kra dengan daerah kekuasaanya meliputi negeri Patani. Di bagian selatan kerajaan melayu yang terkenal dengan kerajaan Sriwijaya (abad ke 7 – 13 ), kerajaan Majapahit abad ke 13-14, sama dengan kerajaan Pasai, kerajaan melayu Brunai pada abad ke 13-18, kerajaan Patani abad ke 13-18, kerajaan Malaka abad ke 15, kerajaan Aceh abad ke 16-17 dan kerajaan Johor-Riau abad ke 16-19.  Disamping itu kerajaan melayu keceil seperti Temasik, Kelantan, Kedah, Bruas dan lainnya.

D. BAHASA MELAYU
Melalui perantara bahasa, manusia dapat berkembang satu sama lain baik secara lisan maupun tulisan. Dengan bahasa manusia dapat menyampaikan fikiran dengan jelas, maka ucapannya harus mengandung makna.
Sejarah bahasa itu menerangkan asal usul kelahiran suatu bahasa dan perkembangan penulisannya. Penulisan yang tertua dalam sejarah bahasa ialah bahasa mesir kuno dan Cina kira-kira 5000 tahun yang lalu
Menurut ahli sejarah bahasa melayu berasal dari bahasa Austronesia (bahasa Malay Polinesia). Rumpun bahasa-bahasa Austronesia terbagi atas kelompok besar yaitu Nusantara (Malaysia, Indonesia, Filifina dan Madagaskar), Melanesia ( Iran, Karolim dan Salmon) Polinesia ( Maori, Hawaii dan lainnya). Bahasa melayu termasuk dalam kelompok bahasa nusantara. Kelompok bahasa nusantara ini terbagi pula jadi dua rumpun bahasa yaitu bahasa Nusantara Barat seperti bahasa Malaysia, Aceh, Melayu, Jawa, Sunda, Dayak dan Tagalog dan bahasa Nusantara Timur mengandung bahasa Solo Roti, Sika dan lainnya.
Bangsa Indo-Melayu atau Austronesia yang datang ke alam melayu pada awalnya memakai bahasa melayu proto ( induk bahasa melayu). Bahasa yang berasal dari Induk yang satu mulai berkembang didalam lingkungannya. Oleh sebab itu lahirlah Dialek dan seterusnya berkembang menjadi bahasa-bahasa yang berlainan seperti bahasa Jawa, Dayak, Minangkabau, Batak dan lainnya. Jika diselidiki perbendaharaan kata  bahasa-bahasa tersebut akan terdapat banyak persamaan satu sama lain yang menunjukan semua bahasa itu berasal dari satu induk bahasa yaitu bahasa melayu proto. Kini bahasa melayu proto telah berkembang pada sekitar 150 cabang bahasa lainnya.
Diperkirakan sejarah bahasa melayu di Jambi. Menurut catatan Cina, kerajaan melayu Jambi tahun 644 masehi pernah mengirim satu utusan ke negri Cina, jika kerajaan melayu sudah mempunyai hubungan diplomatik antar bangsa, sewajarnya kerajaan melayu tua telah mempunyai kebudayaan yang tinggi dan bahasa yang maju.
Sejak abad ke 7 masehi, kerajaan Sriwijaya sudah terkenal di Asia Tenggara sebagai pusat ilmu pengetahuan agama Budha. I-Tsing ( orang cina yang berkunjung ke Sriwijaya) mengatakan bahwa bahasa melayu kuno digunakan sebagai bahasa pengajaran di pusat pengajian Budha di Sriwijaya, dalam mengajar bahasa Sanskrit dan falsafah agama Budha. Bahasa sanskrit merupakan bahasa kitap Veda ( Hindu) dan juga bahasa kaum bangsawan.
Akibat pengaruh bahasa sanskrit, bahasa melayu kuno mengalami perubahan, perubahan ini terjadi dengan masuknya kata-kata bahasa sanskrit kedalam bahasa melayu kuno yang meliputi seluruh   kehidupan orang melayu, bukti adanya pengaruh ini terlihat pada batu bersurat yang ditemui ditempat-tempat dibawah ini :
         Batu bersurat Talang Tuwo (684 T.M)
         Batu besurat Telaga Batu dan kedukan bukit- Palembang (683 T.M)
         Batu bersurat Karong Berahi, sungai Merangin di Hulu sungai Jambi dan Batu bersurat kota Kapur di Bangka (686 T.M)
         Batu bersurat Kertanegara (1285 T.M)
         Batu bersurat Pagar Ruyong dan batu bersurat Suruaso atau Suroasa di Hulu Sungai Batang Hari (1375 T.M)

Bahasa melayu bukan bahasa yang statis, tapi dinamik, senantiasa berkembang mengikuti arus perkembangan zaman, terutama dalam penggunaan kata-kata pinjaman. Abad ke 13 dan 14 merupakan zaman peralihan dengan datangnya agama islam. Pada zaman peralihan ini terdapat beberapa batu bersurat yang menun jukan perubahan bahasa melayu, contohnya memakai kata-kata arab ( di Pagar Ruyong 1356) ini melihatkan adanya pengaruh bahasa arab dalam bahasa melayu.
Melalui pengaruh Islam dan huruf arab dalam penulisan melayu, bahasa melayu telah berkembang pesat dan menjadi bahasa yang kaya dengan berbagai istilah yang dipinjam dari perbendaharaan kata Arab dan Parsi. Dengan perkembangan itu, bahasa melayu menjadi bahasa pengantar dalam penulisan yang bercorak agama Islam dan karya-karya sastra, bahasa melayu menjadi bahasa pengantar dalam dakwah Islam didaerah ini. Selanjutnya bahasa melayu telah mencapai taraf bahasa Lingua Franca atau bahasa perhubungan bagi daerah ini.

E. KEPERCAYAAN ANIMISME
Menurut E.B. Taylor, manusia yang awal hidup di dunia menempuh pengalaman seperti mimpi , khayalan dan peristiwa kematian. Perisitiwa-peristiwa yang ditempuh itu menjadi tanda tanya kepada mereka, sehingga mereka berfikir dan menyakini wujudnya roh (spirit) dalam diri manusia, dan disebut sebagai animisme.
Animisme merupakan satu kepercayaan yang terdapat dikalangan masyarakat yang masih dalam kehidupan sederhana. Animisme ini diciptakan oleh E.B Taylor dari perkataan latin “anima” dan animisme berarti kepercayaan kepada mahluk-mahluk halus (spiritual beings). Kepercayaan yang kepada mahluk halus dan roh merupakan azas kepercayaan agama yang mula tumbuh dalam alam pemikiran manusia primitif.
Dalam masyarakat yang sedang berkembang seperti suku bangsa melayu, ciri-ciri animisme masih ada, terutama pada masyarakat pedalaman, walau sudah ada gerakan modernisme dalam islam yang memerangi kepercayaan lama ini yang dianggap sebagai khurapat dan tahyul.

F. PENGARUH HINDU DALAM PEMIKIRAN MELAYU
Sebelum agama Hindu berkembang di alam melayu, orang melayu di pengaruhi oleh paham animisme, paham ini berbentuk kepercayaan kepada semangat, pemujaan roh nenek moyang dan mahluk alam gaib. Kepercayaan animisme adalah kepercayaan yang amat komplek. Kepercayaan ini mengatur tingkah laku manusia terhadap alam sekeliling, karena mereka percaya bahwa setiap fenomena alam mengandung kekuatan gaib atau penunggu. Pengaruh pemikiran hindu ini terdapat dalam warisan seperti jampi-jampi dan mantera. Pemikiran hindu yang diwarisi dalam sastra melayu banyak membicarakan alam khayalan yang didiami oleh dewa-dewa yang diketuai oleh Batara Guru, seperti Hikayat Seri Rama yang menceritakan watak tokoh Seri Rama sebagai jelmaan dewa pemelihara.

G. ISLAM DALAM  KEBUDAYAAN MELAYU
Islam mulai tersebar di alam melayu sejak abad ke 13M. Islam bermula di Pasai sekitar tahun 1297M dan Trenggano pada tahun 1303 M. Kedatangan Islam kedaerah ini telah membawa perubahan yang dinamik dalam kehidupan orang melayu. Prof Taib Osman berpendapat bahwa kedatangan Islam ke nusantara telah membawa perubahan sehingga menjadikannya sebahagian dari dunia Islam. Perubahan itu meliputi semua aspek kehidupan orang melayu, seperti dalam bidang bahasa, sastra, intelektual, undang-undang, kepercayaan, politik, adat istiadat, kesenian dan lainnya.
Setelah kedatangan Islam , bahasa Arab  sebagai bahasa resmi agama Islam mulai mengambil alih bahasa sanskrit dikalangan orang melayu, Huruf arab digunakan untuk penulisan bahasa melayu yang disebut huruf Jawi, Huruf baru yang berasal dari alquran telah menggantikan huruf Kawi dan Nagari.
Setelah Islam masuk, bahasa melayu mengalami perubahan yang sangat pesat dengan meminjam kata-kata arab, sehingga bahasa melayu menjadi media ilmu pengetahuan seperti Teologi, falsafah, etika dan lainnya. Menurut Van der Kroef, bahasa melayu menerima pangaruh Islam dengan begitu kuat, malah melayu tanpa Islam di ibaratkan sebagai diri tanpa nyawa. Dengan kedatangan Islam ke alam melayu, hingga bahasa melayu mengalami proses pemoderenan dan tersebar luas sehingga menjadikannya Lingua Franca di daerah Nusantara.
Pengenalan ilmu pengetahuan yang bercorak falsafah maka Islam memperkenalkan pemikiran yang bercorak rasional dan intelektual dalam masyarakat melayu. Islam juga menekankan unsur persamaan sosial, keadilan, individual, kemuliaan dan kepribadian insani. Dengan itu Islam merobah pandangan dunia orang melayu dari pandangan bercorak mitologi , fantasi kepada pemikiran yang bercorak intelektual yang berazaskan ilmu falsafah Islam dan Mistik yang rasional dan ilmiah. Dengan demikian Islam menekankan kedua aspek jasmani dan rohani untuk membangun masyarakat melayu.
Terhadap ilmu pengetahuan, Islam di alam melayu mengembangkan tradisi pendidikan dan pengajaran dorongan belajar berawal dari pengajaran membaca alquran untuk tujuan ibadat, pusat pengajian permulaan berawal di mesjid atau surau, kemudian disekolah-sekolah seperti madrasah, pondok pesantren. Bidang ilmu yang dipelajari bahasa arab, fiqih, falsafah, teologi, logika,etika, hadis, tafsir dan lainnya. Melalui sistem pengajian tersebut lahirlah para cendikiawan dan ulama dalam masyarakat melayu untuk menjadi pegawai, guru dan ahli agama, ahli fikir dan pujangga seperti Hamzah Fansuri, Nurudin Alraniri dan lainnya.

              
2. KEBUDAYAAN MELAYU JAMBI

Jambi adalah salah satu suku di Indonesia yang terletak di kepulauan Sumatra. Banyak yang tidak mengetahui bahwa Jambi juga mempunyai banyak hal-hal menarik yang dapat dijadikan ”berita utama”, tetapi amat disayangkan bahwa yang sering sekali di ekplorasi adalah wilayah-wilayah tetangganya; seperti Sumatra Barat (Padang) dan Sumatra Utara (Batak).
 Provinsi Jambi yang memiliki penghuni berlatar Melayu. Memilki kebudayaan yang sangat khas. Merupakan pengaruhnya adalah latar belakang sejarah jambi itu sendiri. Ada berbagai unsur kebudayaan yang dirasa perlu untuk dilestarikan. Sebagai bentuk kesadaran akan kebudayaan yang ada pada tanah air kita, agar dapat bersaing dengan kebudayaan luar.
Kebudayaan melayu jambi berisikan perpaduan antara unsur budaya melayu jambi antara lain animisme dan dinamisme, melayu buddhis dan unsur budaya melayu Islam. Namun tidak menghilangkan ciri-ciri asli.

3. PERKEMBANGAN MELAYU JAMBI

Jauh sebelum abad masehi etnis melayu setelah mengembangkan suatu corak kebudayaan melayu pra sejarah di wilayah pengunungan dan dataran tinggi. Masyarakat pendukung kebudayaan melayu pra sejarah adalah suku Kerinci dan suku Batin. Orang kerinci di perkirakan telah menepati caldera danau kerinci sekitar tahun 10.000 SM sampai tahun 2000 SM. Suku Kerinci dan termasuk juga suku Batin adalah suku tertua di Sumatera. Mereka telah mengembangkan kebudayaan batu seperti kebudayaan Neolitikum.
Kepercayaan animisme, merupakan suatu tahap perkembangan pemikiran melayu pada zaman pra-Islam. Ia merupakan suatu corak pemikiran animisme dalam mayarakat melayu yang perlu direkodkan sebagai suatu kenyataan sejarah tentang warisan kepercayaan melayu. Peradapan tentang tradisi seperti sistem  adat istiadat, kesenian tradisi dipahami untuk melihat perubahan budaya yang dialami masyarakat melayu. Perubahan masyarakat melayu dapat dilihat melalui sistem nilai dan budaya estetika, sistem pendidikan, sistem politik dan sebagainya merangkumi keseluruhan pribadi masyarakat melayu

Kehadiran agama buda sekitar abad 4 M telah mendorong lahir dan berkembangnya suatu corak kebudayaan buddhis. Kebudayaan ini di identifikasikan sebagai corak kebudayaan melayu kuno. Masyarakat pendukung kebudayaan melayu buddis yang masih ada di Jambi adalah suku anak dalam (kubu). Namun peningalan momental kebudayaan melayu Buddishis adalah bangunan candi-candi yang tersebar dikawasan daerah aliran sungai (DAS) batanghari, salah satu di antaranya ialah situs candi muara Jambi. Pada masa kebudayaan buddhis sedang mengalami kemunduran sekitar abad 11-14 M, maka bersamaan waktunya di daerah jambi mulai berkembang suatu  corak kebudayaan islam. Kehadiran Islam diperkirakan pada abad 7 M dan sekitar abad 11M Islam  mulai menyebar ke seluruh lapisan masyarakat pedalaman Jambi. Dalam penyebaran Islam ini maka pulau berhala dipandang sebagai pulau yang sangat penting dalam sejarah Islam di Jambi. Karena sejarah mencatat bahwa dari pulau berhala itulah agama Islam disebarkan keseluruh pelosok daerah Jambi. Kehadiran Islam ini membawa perubahan mendasar bagi kehidupan social/ masyarakat melayu Jambi. Agama Islam pelan-pelan tapi pasti, mulai mengeser kebudayaan melayu buddhis sampai berkembangnya corak kebudayaan melayu Islam.
Kebudayaan daerah tidak lain adalah kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat local sebagai pendukungnya. Sedangkan yang dimaksud dengan kebudayaan melayu jambi adalah kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah etnis melayu Jambi.

4.                  MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT MELAYU JAMBI

Mata pencaharian masyarakat Jambi adalah bertani,  berjualan, panen getah dan melaut Di Jambi sendiri kebanyakan daerahnya adalah berupa hutan. Sehingga mata pencaharian mereka didominasi oleh para petani biasanya pula mereka yang bertani berasal dari pedesaan. Dalam hal bertani, sama seperti kota-kota lainnya yang terletak di daratan rendah, adalah bertanam padi pada lahan kosong. Sedangkan dalam hal melaut, mencari ikan di sungai merupakan mata pencaharian tambahan, begitu juga mencari dalam hal mencari hasil hutan.

Usaha-usaha tambahan ini biasanya dilakukan sambil menunggu panen atau menunggu musim tanam berikutnya. Karena di Jambi sendiri juga dihuni oleh masyarakat keturunan TiongHua, maka di zaman sekarang ini banyak pula warga masyarakat kaeturunan Cina di Jambi yang mencari pendapatan melalui proses berdagang. Ada yang berdagang mas, berdagang sembako dan adapula yang berdagang bahan-bahan material.**
Orang jambi tradisional menamai tempat mereka bertani diantaranya adalah:
a.       Sawah
Terdapat tiga model sawah yaitu:
1.      Sawah payau
Adalah sawah yang dibuat di atas sebidang tanah yang secara alamiah telah mendapat air dari suatu sumber air, atau tanahnya sendiri telah mengandung air
2.      Sawah tadah hujan
Adalah sebidang tanah kering yang diolah dengan mengunakan cangkul atau bajak yang diberi galangan atau pematang sedangkan pengairannya sangat tergantung pada hujan
3.      Sawah irigasi
Adalah sejenis tanah yang digarap dengan sistem irigasi, tanah ini diolah dengan cara memakai sumber air dari mata air atau sungai.

b.      Ladang
Ada dua macam ladang yaitu:
1.      Umo renah
Adalah ladang yang cukup luas yang terbentang pada sebidang tanah yang subur dan rata. Tanah tersebut terdapat di pingir-pingir sungai dan dilereng-lereng bukit yang mendatar.
2.      Umo talang
Adalah ladang yang dibuat orang di dalam hutan belukar yang letaknya jauh dari pedesaan, dan biasanya pada umo talang orang akan membuat pondok yang biasa digunakan untuk menungu panen tiba.
Ternyata dalam mereka melakukan hal dalam mata pencaharian ada memiliki adat istiadat yang digunakan, contoh dalam anak undang nan dua belas terdapat ayat yang menyatakan seperti ini, “umo berkandang siang, ternak berkandang malam”. Yang memiliki arti adalah para petani harus menjaga sawah atau tanamannya pada siang hari, bagi yang punya kerbau mengurung pada malam hari. Dan apabila tanaman padi petani dimakan atau dirusak pada sinag hari maka pemilik ternak tidak dapat diminta ganti rugi, namun bila tanamannya dirusak pada malam hari maka pemilik ternak dapat dimintai ganti rugi.*** dalam mengolah tanah orang jambi juga mengunakan cara yang tradisional seperti pengunaan kincir air sebagai sistem perairan, cangkul, sabit, parang serta bajak kerbau.
Sedangkan penduduk daerah jambi terutama yang bermukim di sepanjang bantalan sungai batanghari dan anak sungainya agaknya memahami benar bahwa air itu adalah sumber kehidupan. Sehinga umumnya penduduk ini bermata pencaharian sebagai nelayan oleh karena itu dikenal perkampungan nelayan adalah perkampungan yang berada di pingir pantai dan di pingir sungai batanghari. Oleh karena itu, hampir setiap rumah penduduk di daerah ini memiliki alat penangkapan ikan tradisional yang dikenal dengan: tanguk, sauk, jalo, mentaben, guntang, geruguh, lukah, serkap, jelujur, onak, saruo, tamban, rawai, tiruk, lulung, pukat hanyut, lenggian, sangkar ikan. Yang pada umumnya di buat sendiri dengan mengunakan bahan-bahan yang tersedia dengan cara dan bentuk yang tradisional.

Adapun sistem pencaharian lain masyarakat melayu jambi yaitu :

1. BERBURU

Bagi masyarakat pedesaan di daerah Jambi, Lokasi berburu biasanya ditentukan oleh luas tanah areal wilayah desa dan banyaknya penduduk dari desa itu. Bagi desa yang tidak banyak penduduknya serta wilayah desa berjarak puluhan kilo meter dengan desa tetangganya, maka lokasi berburu cukup pada wilayah desa atau dusunnya saja. Namun kalau ingin berburu di Wilayah dusun lain tidak juga dilarang. Sebaliknya bagi dusun yang letaknya berdekatan, lokasi berburu bagi warga dusun itu ialah hutan-hutan belukar yang terdapat di daerah sekitarnya serta dapat pula hutan-hutan belantara yang mereka inginkan.

Pada Prinsipnya lokasi berburu bagi warga dusun di daerah Jambi ialah hutan belukar di daerah sekitarnya dan hutan-hutan bebas, serta hutan-hutan yang lebih jauh letaknya, asal saja tidak mengganggu ketentraman dan hak milik dari warga dusun setempat.

Jika mereka ingin berburu jauh di wilayah dusun lain, cukup meminta izin secara lisan kepada pemimpin atau pemuka masyarakat dusun yang bersangkutan. Tetapi agak lain halnya dengan masyarakat suku terasing atau masyarakat kubu, lokasi berburu ditentukan oleh batas-batas wilayah kelompok induk dan luas hutan yang dikuasainya kelompok induk masyarakat terasing suku Bangsa Anak Dalam terdiri dari beberap kelompok besar yang berbentuk karena masih mempunyai hubungan darah antara satu dengan yang lain. Tiap-tiap kelompok terbagi atas beberapa kelompok kecil. Mereka biasanya berdiam di hutan rimba besar yang terpencil dari masyarakat dusun dan di daerah itu terdapat pula sungai-sungai yang agak besar berikut dengan beberapa anak-anak sungai. Kelompok-kelompok besar pada suatu kelompok induk menempati anak-anak sungai dari sungai yang agak besar. Untuk menentukan batas-batas daerah anatara kelompok besar dengan kelompok besar lainnya ditentukan oleh bukit-bukit yang terdapat pada huluanak sungai kecil yang mengalir ke sungai yang agak besar dalam wilayah kelompok besar satu dengan kelompok besar lainnya. Begitu pula halnya dengan batas-batas daerh kelompok induk satu dengan kelompok induk lainnya ditentukan oleh bukti-bukti di atas atau di hulu anak-anak sungai yang besar pada suatu daerah kelompok induk.

Jenis Binatang yang diburu. Sebagai akibat perwujudan kondisi masyarakat pedesaan di daerah Jambi yang pada umumnya beragama Islam yang fanatic maka jenis binatang yang diburu dikategorikan sebagai berikut: binatang yang diburu untuk dimakan, terdiri dari: Kancil, Pelanduk, napuh, kijang, rusa, serta bermacam-macam unggas, binatang yang diburu karena dianggap sebagi musuh tanaman, meliputi babi, kera,monyet, simpe, lutung dan lain-lain. Akan tetapi khusus bagi Suku Bangsa Anak Dalam, pada umumnya semua jenis binatang justru dijadikan sasaran guna memenuhi kebutuhan, pangan mereka, yaitu : seperti : Babi, kera, beruang, monyet ular, kelelawar, kalong, biawak, kura-kura, simpe, serta berbagai
jenis unggas.

Waktu pelaksanaan. Bagi masyarakat pedesaan, berburu, binatang untuk keperluan pangan dan yang sifatnya memerlukan waktu. Serta memerlukan banyak tenaga manusia, pelaksanaannya biasanya memilih waktu senggang, misalnya waktu sesudah panen padi, atau sesudah menyelesaikan. Pekerjaan-pekerjaan berat disawah atau di ladang atau pun pada saat pohon beringin dan pohon kayu aro sedang berbuah masak.

Seringkali sesudah menanam padi, petani memasang jerat kancil atau jerat kijang di hutan-hutan dan manakala, sesudah panen padi, orang dusun beramai-ramaii menjaring rusa. Demikian pula pad waktu pohon beringin dan pohon kayu aro sedang berbuah maska, orang pergi menggetah burung di pohon-pohon itu.

Untuk berburu binatang yang dianggap sebagai mush tanaman di Ladang dan disawah, terutama ketika tanaman sudah mulai besar, para petani giat pula memasang ranjau bamboo runcing di tempat lalulintas babi masuk ke sawah atau ke ladang, atau memasang perangkap kera maupun perangkap monyet. Akan tetapi pada Suku Bangsa Anak Dalam, berburu babi menduduki tempat utama di dalam jenis maka pencaharian pokoknya. Setiap saat yang dianggap menguntungkan, perburuan selalu mereka lakukan baik secara perorangan, maupun secara berkelompok. Apabila waktu musim penghujan, mulai dini hari dengan kelengkapan senjata tombak mereka pergi mengintai babi ke luar dari sarang (jerumun) tepat secara berlawanan arah dengn harpan dapat menemukan sarang tempat tidur babi yang diintainya.

Pada waktu siang hari mereka biasanya secara berkelompok kecil dengan mempergunakan anjing serta tombak pergi mengembara sambil berburu babi dan binatang lainnya di daerah-daerah.

Jika binatang yang didapat sebagai hasil perburuan dengan memakai anjing, hasilnya juga dibagi sama rata, tetapi khusus bagi sipemilik anjing akan menerima perolehan berganda sebagai imbalan atas jasa-jasa anjing buruannya yang dimilikinya. Begitu pula keadaan yang berlaku pada masyarakat Suku Anak Dalam, dimana, pembagian atau membunuh binatang buruan itu
2. MERAMU

Sebahagian besar dari pertahanan di dalam daerah Jambi ditumbuhi oleh hutan-hutan lebat. Di daerah dataran tinggi di sebelah barat mengalir puluhan sungai-sungai menuju ke dataran rendah di sebelah timur, seperti sungai Tembesi, Sungai Merangin, Sungai Tabir, Sungai Senamat, Sungai Tebo dan lain-lain. Kesemuanya itu mengalir pada sungai yang paling besar dan terpanjng di sumatera ialah Sungai Batang Hari yang berhulu di Danau di atas Sumatera Barat dan muara di Selat Berhala. Penduduk yang mendiami daerah-daerah itu sebahagian besar mengenal pekrjaan meramu yakni pengumpulan terhadap tumbuh-tumbuhan dan akar-akaran bagi keperluan hidupnya, dan bagi Suku Bangsa Anak Dalam sebagi suku bangsa berburu sudah tentu mengkaitkan pekerjaan meramu sebagai kombinasi dari mata pencaharian pokoknya. Uraian beriktu ini akan diketengahkan beberapa masalah yang menyangkut aspek pekerjaan meramu.

Lokasi. Daerah ideal yang dijadikan lokasi meramu bagi penduduk pedesaan, ialah termasuk di hutan-hutan yang termasuk, dalam kawasan dusunnya atau dalam kawasan kelompok induk.

Apabila meramu dilaksanakan di hutan-hutan bebas di luar kawasan suatu desa atau di daerah hutan di luar sekolah induk, sejauh hutan itu masih berdampingan dengan hutan yang termasuk ke dalam sesuatu kawasan, maka daerah itu, merupakan daerah bebas meramu bagi seluruh warganya. Jika meramu ke daerah hutan atau hutan bebas yang menjadi daerah kelompok lain, pada umumnya jarang sekali dilakukan orang, karena di samping letaknya jauh, juga mereka merasa malu apabila diketahui oleh warga kelompok induk lainnya.

Jenis-jenis Ramuan. Adapun jenis tumbuh-tumbuhan yang mereka ramu sangat tergantung pada keadaan daerah yang dipilih sebagai tempat meramu, misalnya pada daerah semak-semak dan belukar di sepanjang sungai dan lambah banyak terdapat tumbuh-tumbuhan seperti: pakis, rebung, bamboo, langgoi, gadung, enau, rumbia dan lain-lain.

Di daerah hutan banyak terdapat berbagai jenis buah-buahan, seperti: jering, petai, cempedak, rambai, muaneh, arang paro, dan lain-lain. Di daerah hutan semacam itu ada kalanya juga orang melakukan peraturan terhadap madu lebah yang terdapat pada pohon-pohon kayu tertentu. Bagi suku Anak Dalam pekerjaan meramu serentak dilakukan pada waktu berburu, dimana mere3ka menjumpai getah jerenang, (getah pohon jerenang), getah balam (getah pohon balam), kemenyan, dammar, rotan dan lain-lain yang kesemuanya itu dikumpulkan untuk kemudian ditukar dengan bahan pangan kepada pedagang-pedagang di dusun-dusun.

Tenaga-tenaga pelaksana. Tenaga-tenaga pelaksana dalam meramu pada umumnya kaum laki-laki dan kaum wanita serta kadang-kadang juga mengikut sertakan anak-anak yang sudah besar. Penentuan tenaga pelaksana terhadap suatu pekerjaan meramu, agaknya tergantung pula pada berat atau ringannya pekerjaan itu, misalnya saja: meramu sayur-sayuran seperti: pakis, rebung bamboo, langgoi, yang biasanya dilakukan oleh kaum wanita atau anak-anak. Hasil ramuan diolah menjadi lauk-pauk; menyadap enau biasanya dilakukan oleh kaum laki-laki dewasa, tetapi apabila ramuan laki-laki dewasa, tetapi apabila ramuan sampai di rumah, maka pengolahan selanjutnya dibantu oleh istri dan anak-anak yang sudah besar; mengambil sagu rumbai, menebang dan membelah pohon adalah menjadi tugas kaum laki-laki, tetapi menumbuk dan menapis sampai menjadi sagu biasanya dilakukan oleh kaum wanita dan anak-anak.
Begitu pula dalam hal memanjat dan mengambil buah-buahan di dalam hutan dilakukan oleh kaum laki-laki, sedangkan tugas mengumpulkan dan membawa pulang hasil yang didapat dilaksanakan oleh semua anggota yang ikut di dalam peramuan itu. Di lain pihak untuk memanjat serta mengambil buah jernah dilakukan oleh kaum laki-laki yang sekaligus membawanya pulang.

3. PERIKANAN

Lokasi perikanan darat. Seperti telah disinggung pada uraian terdahulu bahwa di daerah Jambi banyak terdapat sungai-sungai di antaranya terdiri dari sungai-sungai besar serta di berbagai daerah banyak pula terdapat danau-danau. Ada pula sungai-sungai yang menjadi lokasi perikanan darat adalah sungai Tembesi, sungai Merangin, Sungai Mesumai, Sungai Tantan, Sungai Senamat, Sungai Tabir, Sungai Senamat, Sungai Batang hari. Di samping itu danau-danau yang menjadi lokasi perikanan darat, meliputi danau kerinci, danau pelepur, danau lubuk patin, danau Teluk, danau Mudung, dan lain sebagainya. Sungai-sungai dan danau-danau itulah yang merupakan lokasi perikanan darat.

Tenaga pelaksana oleh karena waktu untuk mengusahakan penangkapan ikan tidak dapat ditentukan secara pasti disebabkan situasi dan tempat yang tidak tetap dan selalau berubah-ubah, kadang-kadang mencari ikan dilaksanakan orang pada waktu air banjir dimana keadaan arus sungai sangat deras. Dalam pada itu ada pula tanda-tanda yang menunjukkan waktu-waktu tertentu yang apabila orang pergi menangkap ikan akan mudah dan banyak mendapat hasilnya. Oleh karena itu tenaga pelaksana dalam mencari dan menangkap ikan pada umumnya dikerjakan oleh kaum laki-laki. Jika pekerjaan menangkap ikan itu dikerjakan oleh kaum wanita, hal itu berarti tergolong pada pekerjaan yang ringan serta tidak banyak mengandung resiko. Pekerjaan menangkap ikan dikerjakan oleh kaum laki-laki. Jika pekerjaan menangkap ikan itu dikerjakan oleh kaum wanita, hal itu berarti tergolong pada pekerjaan yang ringan serta tidak banyak mengandung resiko. Pekerjaan menangkap ikan ada yang dilakukan secara perorangan, berkelompok dan bahkan kadang-kadang sampai melibatkan seluruh warga masyarakat dari suatu pedesaan. Adapun alat-alat penangkapan ikan, secara tradisional antara lain dikenal dengan sebutan: 


a. Taiman dan Sukam,
b. Tuba akar dan balut Nubo
c. Ambat
d. Tangkul
e. Kecubung
f. Jalo
g. Kacar
h. Nangguk
i. Langgean
j. Tajur
k. Cemetik
l. Takalak
m. Lukah
n. Rawe
o. Tangguk
p. Gaugoh
q. Seruwo
r. Tembilah
s. Paril
t. Nyerampang
Bentuk dan kegunaan alat-alat penangkap ikan itu tidak sama serta tidak mesti dikenal semuanya oleh penduduk daerah Jambi. Mungkin saja ada alat perikanan yang dipergunakan oleh suatu daerah, tetapi tidak beguna bagi daerah lain, atau mungking jgua alat perikanan tertentu yang ada di suatu desa, tetapi di daerah lain tidak dijumpai sama sekali.

5.    SENI DAN SASTRA MASYARAKAT MELAYU JAMBI
1. kerajinan
Provinsi Jambi sangat kaya akan kerajinan daerah, salah satu bentuk kerajinan daerahnya adalah:
a.  Anyaman
anyaman yang berkembang dalam bentuk aneka ragam. Kerajinan anyaman di buat dari daun pandan, daun rasau, rumput laut, batang rumput resam, rotan, daun kelapa, daun nipah, dan daun rumbia. Hasil anyaman ini bermacam–macam, mulai dari bakul, sumpit, ambung, katang–katang, tikar, kajang, atap, ketupat, tudung saji, tudung kepala dan alat penangkap ikan yang disebut Sempirai, Pangilo, lukah dan sebagainya.
b. Tenun dan batik motif flora
Tenun dntenun yang sangat terkenal, yaitu tenunan dan batik motif flora. Batik biasa kita tau kebanyakan berasal dari pulau Jawa. Namun sesungguhnya seni batik itu tak hanya berada di pulau Jawa saja, beberapa daerah di Sumatera pun juga memiliki seni batik tersendiri. Ini terbukti banyaknya hasil batik yang di hasilkan dari Jambi, baik buatan pabrik maupun produksi rumah tangga. Produk batik dapat berkembang hingga sampai pada suatu tingkatan yang membanggakan baik desain maupun prosesnya. Begitu pula dengan batik yang ada tumbuh dan berkembang di daerah Jambi.
Pada zaman dahulu batik Jambi hanya dipakai sebagai pakaian adat bagi kaum bangsawan/raja Melayu Jambi. Hal ini berawal pada tahun 1875, Haji Muhibat beserta keluarga datang dari Jawa Tengah untuk menetap di Jambi dan memperkenalkan pengolahan batik. Motif batik yang diterapkan pada waktu itu berupa motif – motif ragam hias seperti terlihat pada ukiran rumah adat Jambi dan pada pakaian pengantin, motif ini masih dalam jumlah yang terbatas. Penggunaan motif batik Jambi, pada dasarnya sejak dahulu tidak dikaitkan dengan pembagian kasta menurut adat, namun sebagai produk yang masih eksklusif pemakaiannya dan masih terbatas di lingkungan istana.
Dengan berkembangnya waktu, motif yang dipakai oleh para raja dan keluarganya saat ini tidak dilarang digunakan oleh rakyat biasa. Keadaan ini menambah pesatnya permintaan akan kain batik sehingga berkembanglah industri kecil rumah tangga yang mengelola batik secara sederhana.
c.       Ukir kayu betung
Merupakan kerajinan ukir kayu yang terdapat di Desa Betung. Kabupaten Batanghari. Para pengrajin memanfaatkan produk kayu hutan yang banyak terdapat di Jambi. Jenis kayu yang banyak dipakai sebagai bahan baku adalah rengas, meranti dan jelutung. Sebagian besar produknya untuk perabot rumah tangga seperti meja, kursi dan tempat tidur.
2. kesenian
mengenai seni dapat di bagi kedalam:
a.    seni tari
Seni tari daerah Jambi cukup banyak ragam serta coraknya, dimana pada tiap-tiap daerah mempunyai ciri sesuai dengan keadaan daerah serta suku dalam kelompok masyarakat adat yang bersangkutan. Dari sekian banyak corak dan ragamnya seni tari daerah Jambi, namun sudah banyak pula yang hampir tidak dikenal bahkan dilupakan oleh lingkungan masyarakat yang bersangkutan. Beberapa seni tari yang dikenal di Provinsi Jambi, yaitu:
a)      Kota Jambi
      Tari Sekapur Sirih
tari ini digunakan untuk menyambut tamu yang dihormati sebagai ungkapan rasa putih hati dalam menyambut tamu, dan ditarikan oleh penari remaja putri
-   Tari Dana Sarah
Tari ini berasal dari pelayangan, yang sudah dimodifikasi yang berasal dari Seberang Kota Jambi. Tari ini digunkan sebagai sarana dalam penyebaran agama islam, yang ditarikan oleh penari putra dan putri.
      Tari Serengkuh Dayung
Tari ni penciptanya tidak diketahui, namun telah ditata ulang oleh Aini Rozak pada tahun 1990. tarian ini menggambarkan tentang perasaan searah setujuan, kebersamaan di dalam segala sesuatunya, dan ditarikan hanya oleh penari putri.
b)  Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten Muaro Jambi
      Tari Piring Jambi
Tari ini berasal dari Muara Tembesi yang diciptakan oleh Abdul Manan, kemudian ditata ulang oleh OK Hendri pada tahun 1970. Tarian ini menggambarkan kelincahan muda mudi dalam memainkan piring dan ditarikan oleh penari putra dan putri.
      Tari Baselang
Pencipta tarian ini tidak dikenal, kemudian ditata ulang oleh Darwan Asri Tahun 1977. Tarian ini menceritakan tentang semangat kegotongroyongan masyarakat desa dan ditarikan oleh penari putra dan putri.
c)    Kabupaten Tanjung Jabung Barat & Kabupaten Tanjung Jabung Timur
      Tari Inai
Penciptanya tidak dikenal, kemudian ditata ulang oleh M.Arsyad dan Zainuddin pada tahun 1992. tarian ini untuk menghibur mempelai wanita yang sedang memasang inai dimalam hari, sebelum duduk dipelaminan, dan tarian ini ditarikan oleh remaja putra dan putri.
      Tari Sumbun
Pencipta tarian ini tidak dkenal, kemudian ditata ulang pada tahun 1989 oleh Rukiah Effendi. Tarian ini menggambarkan para nelayan yang sedang mencari sumbun ditepian pantai dengan lincahnya, ia memasukkan obat dalam sumbun. Tarian ini ditarikan hanya oleh penari putri.
      Tari Japin Rantau
Tari ini diciptakan oleh Darwan Asri dan ditata ulang tahun 1986 oleh Darwan Asri. Tarian ini menggambarkan prikehidupan masyarakat dipesisir pantai, dan ditarikan oleh remaja putri.
d) Kabupaten Bungo & Kabupaten Tebo
      Tari Putri Teluk Kembang
Pencipta tarian ini tidak dikenal, dan tarian ini menggambatkan tentang keakraban kehidupan masyarakat , dan ditarikan oleh penari putri.

      Tari Cucu Ungko
Pencipta tarian ini tidak dikenal, dan tarian ini menggambarkan tentang usaha masyarakat dalam menangkap binatang yang digemarinya. Tarian ini ditarikan oleh penari putra dan putri.
      Tari Tauh
Pencipta tari ini tidak dikenal, tarian ini menggambarkan tentang kegembiraan muda mudi, dan ditarikan oleh penari putra dan putri.

e) Kabupaten Sarolangun & Kabupaten Bangko
      Tari Kisan
Penciptanya tidak dikenal dan ditata ulang oleh Daswar Edi pada tahun 1980 dan Darwan Asri tahun 1983. tarian ini menggambarkan kegiatan masyarakat dalam mengolah padi menjadi beras, dan tarian ini dibawakan oleh penari remaja putri.
      Tari Kromong
Pencipta tarian ini tidak dikenal, dan tarian ini menceritakan bagaimana wanita berhias, dan dibawakan oleh penari putri
      Tari Mengatur Berentak
Pencipta tarian ini tidak dikenal, dan kemudian ditata ulang oleh Zakaria pada tahun 1970. Tarian ini menggambarkan kegotongroyongan dalam menggarap sawah dan dibawakan oleh penari putri.

f) Kabupaten Kerinci
      Tari Mandi Taman
Penciptanya tidak dikenal dan ditata ulang oelh Baharudin BY pada tahun 1979. Tarian ini menggambarkan rasa syukur ketika membawa anak turun mandi, yang dibawakan oleh penari putri.
      Tari Rangguk
Penciptanya tidak dikenal, ditata ulang oleh Iskandar Zakaria tahun 1977. Tarian ini biasa ditarikan  untuk menyambut tamu yang datang berkunjung, dan dibawakan oleh penari putri.
      Tari Rangguk Ayak
Pencipta tari ini tidak dikenal dan kemudian ditata ulang oleh Don Alwizar. Tari ini menggambarkan kegembiraan sehabis panen dan ditarikan oleh penari putri)
      tari rentak kudo
tari ini sangat populer di masyarakat Kerinci. Tari Rentak Kudo adalah tarian kesenian khas budaya asli masyarakat Kerinci yang berasal dari daerah Hamparan Rawang Kabupaten KerinciJambi yang banyak diminati kalangan masyarakat di Kabupaten Kerinci.
Tarian ini dikenal sebagai "Rentak Kudo" karena gerakannya yang menghentak-hentak seperti kuda. Tarian ini ditarikan di dalam perayaan yang dianggap sangat Latar belakang
Tarian ini ditarikan di dalam perayaan yang dianggap sangat sakral oleh masyarakat Kerinci. Tingginya penghormatan terhadap perayaan seni dan budaya Kerinci ini pada zaman dahulu sangat kuat sehingga dipercaya bahwa dalam setiap pementasan seni budaya ini getaran dan hentakan tari Rantak Kudo bisa terasa hingga jarak yang sangat jauh dari lokasi pementasan. Tarian ini dipersembahkan untuk merayakan hasil panen pertanian di daerah Kerinci yang secara umum adalah beras (padi) dan dilangsungkan berhari-hari tanpa henti. Kadang bila dilanda musim kemarau yang panjang, masyarakat Kerinci juga akan mementaskan kesenian ini untuk berdoa kepada Yang Maha Kuasa (menurut kepercayaan mereka masing-masing). Tujuan dari pementasan tari ini umumnya adalah untuk melestarikan pertanian dan kemakmuran masyarakat, untuk menunjukkan rasa syukur masyarakat Kerinci baik dalam musim subur maupun dalam musim kemarau untuk memohon berkah hujan sakral oleh masyarakat Kerinci. Tingginya penghormatan terhadap perayaan seni dan budaya Kerinci ini pada zaman dahulu sangat kuat sehingga dipercaya bahwa dalam setiap pementasan seni budaya ini getaran dan hentakan tari Rantak Kudo bisa terasa hingga jarak yang sangat jauh dari lokasi pementasan.
Namun pada saat sekarang tari rantak kudo sudah umum dipakai, bahkan acara/ resepsi pernikahan pun tari rantak kudo ini sering digunakan di kalangan masyarakat untuk suatu hiburan di suatu pernikahan.

3.    seni musik dan teater
1)        kelintang kayu
merupakan alat musik pukul khas Provinsi Jambi yang terbuat dari kayu. Dalam memainkannya beriringan dengan alat musik talempong, gendang dan akordion. Pada zaman jayanya alat musik ini dimainkan untuk kalangan bangsawan. Dalam pertunjukannya didendangkan syair lagu-lagu betuah dan tarian khas Jambi.
2)        Hadrah
Merupakan jenis kesenian jambi yang bernuansa islami, kesenian ini mengunakan terbang atau rebana sebagai alat musiknya. Alat-alat tersebut ditabuh dan disertai nyanyian dalam bahasa Arab, hadrah sering digunakan untuk mengiringi pengantin pria, menyambut tamu dan acara-acara agama islam.
3)        Dul muluk
Merupakan seni teater yang berkembang di kota Jambi dan Batanghari. Kesenian ini sudah jarang ditampilkan. Sumber cerita berasal dari sahibul hikayat, satu kekhasan dari pertunjukan ini adalah pada bagian tengah pangung ditempatkan satu meja.
Para pelakon beradegan setelah pelakon berdialog atau bernyanyi, mereka memukul meja dengan mengunakan sebatang tongkat seiring irama musik. Pada bagian tertentu ada tarian yang mengikutsertakan penonton sehinga membuat suasana semakin meriah.
4)        Krinok
Adalah pepatah petitih yang isinya berupa pantun nasehat,agama, kasih sayang kepahlawanan dan lain-lain. Dibawakan oleh seseorang dengan cara bersenandung, sedangkan musiknya pada awalnya hanya mengunakan vocal yang dilakukan oleh si pengkrinok (orang yang bersenandung). Oleh masyarakat petani ladang/petani sawah yang umumnya berdomisili di daerah dataran rendah,kesenian rakyat (musik krinok) ini biasanya dilakukan setelah mereka usai menjalankan aktivitas pertaniannya. Dimaksudkan untuk mengatasi kejenuhan, pelepas lelah atau sebagai pelipur lara. Disamping itu sering juga dilaksanakan pada saat menunggu hasil panen, sambil menjaga tanaman mereka dari serangan burung, tikus, babi, dan lain-lain. Bila sudah tiba saatnya panen biasanya pada malam harinya mereka mengadakan pertemuan di suatu tempat yang telah ditentukan untuk melangsungkan acara krinok-an. Acara ini akan dihadiri oleh ibu-ibu dengan membawa anak gadisnya, juga dihadiri oleh sejumlah anak-anak bujang, selama acara berlangsung, bujang/gadis saling melempar pantun. Pantun-pantun tersebut diungkapkan secara bersenandung yang disebut krinok. Tradisi semacam ini sampai sekarang masih dilakukan oleh masyakat setempat, seperti yang penuh diamati di Dusun Rantau Pandan yang jaraknya lebih kurang 40 km dari pusat kota Muoro Bungo.

4.       Seni Sastra
Salah satu seni sastra yang berkembang di Jambi yaitu sastra Lisan Kerinci. Seni ini berkembang dalam budaya masyarakat kerinci. Bentuk-bentuknya antara lain puisi, pantun, prosa, prossa liris dan kunaung-kunaung adalah merupakan perpaduan cerita lagu dan ekspresi penceritanya. Pada umumnya cerita berisi nasihat, pendidikan moral, petuah, kisah-kisah rakyat dan pelipur lara.

5. Bahasa Dialek, Dan Tulisan.
             Gambaran Umum Tentang Bahasa. Secara histories Jambi termasuk kelompok pemakai asli bahasa Melayu. Hal ini dapat dihilat dari hasil penelitian kepurbakalaan dan sejarah, telah diketemukan piagam-piagam atau prasasti-prasasti yang diketemukan seperti prasasti karang birahi menggunakan pola struktur bahasa melayu yang lazim disebut Melayu Kuno.

Bahasa Jambi dalam arti kata bahasa-bahasa yang ada di Jambi, selain bahasa Indonesia, pada dasarnya juga berasal dari bahasa Melayu yang telah mengalami perkembangan-perkembangan dan perubahan-perubahan sesuai dengan pengaruh yang diterimanya dari bahasa-bahasa lain. Di lain pihak bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional juga berasal dari bahasa Melayu yang telah pula mengalami proses perkembangan dan perubahan sebab akibat dari masuknya anasir-anasir bahasa lain.

Dengan demikian bahasa Jambi dan Bahasa Indonesia mempunyai dasar yang sama, iallah bahasa Melayu. Oleh karena itu tidaklah banyak perbedaan antara bahasa Jambi dengan bahasa Indonesia. Adapun perbedaan yang tampak jelas antara bahsa Jambi dengan bahasa Indonesia, pada umumnya merupakan pertukaran dan perbedaan bunyi yang manifestasinya tampak pada keragaman dialek yang ada dalam bahasa daerah Jambi.

Adapun bahasa yang dipergunakan sehari-hari di Propinsi Jambi dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Dalam Kabupaten Kerinci, dipergunakan bahasa Kerinci.
b. Dalam Kabupaten Batanghari dipergunakan bahasa Melayu Jambi.
c. Dalam Kabupaten Tanjung Jabung dipergunakan bahasa melayu Jambi, bahasa Bugis, dan bahasa Bajau.
d. Dalam Kabupaten Sarolangun Bangko dipergunakan bahasa Melayu Jambi.
e. Dalam Kabupaten Bungo Tebo dipergunkan bahasa Melayu Jambi.
f. Dalam Kotamadys Jambi dipergunakan bahasa Melayu Jambi, Bahasa Minangkabau dan Bahasa Palembang.

Dialek-dialek yang ada suatu aspek pemakain bahasa oleh setiap kelompok persukuan dalam sautu daerah, seringkali menunjukkan adanya perbedaan yang besar secara horizontal. Dalam bahasa Jawa misalnya, jelas ada perbedaa-perbedaan antara bahasa Jawa yang diucapkan di Purwokerto, dan Tegal, dan Kebumen, di Surakarta atau Surabaya. Begitu pula dengan bahasa Jambi yang diucapkan di Lingkungan daerah Kerinci berbeda dengan bahasa Jambi diucapkan di daerah Suku Anak Dalam (Kubu), atau di Lingkungan daerah Melayu Jambi dan sebagainya. Bahasa yang berbeda secara horizontal itulah yang kita sebut dengan istilah dialek.

Dialek-dialek yang dikenal di daerah Jambi dapat dikategorikan ke dalam beberapa macam, yaitu: dialek Suku Anak Dalam, dialek Melayu Jambi, dialek Kerinci, dialek orang Batin, dialek Suku Pindah, Dialek orang-orang Penghulu, dan dialek Bajau.

Suku Anak Dalam, dalam berbahasa, Melayu Tua, mereka mengenal dan paseh menggunakan bunyi sengau atau ucapan ke pangkal lidah dan hidung.

Contoh: Rumah =ghumah
Parang =Paghang
Kemari =Kemaii (diucapkan agak Paniang)

Dalam pembicaraan sehari-hari pada umumnya ucapan huruf dalam suatu kata atau perkataan berubah, misalnya huruf kedua (a) berubah menjadi (e)dan huruf terakhir kedua dari akhir (a) berubah menjadi (0).

6. ADAT ISTIADAT MASYARAKAT MELAYU JAMBI

1. Undang-undang Adat Jambi.
Undang-undang adat Jambi, memuat aturan-aturan hukum adat istiadat masyarakat Jambi, khusus mengatur mengenai ketentuan hukum pidana adapt ( Adat delicten recht). Istilah ini tidak dikenal oleh kalangan masyarakat adat. masyarakat terhadap perbuatan yang bertentangan dengan hukum adapt. Ada dua bentuk kesalahan atau sumbang, yaitu kesalahan kecil atau sumbang kecil dan kesalahan besar atau sumbang besar.
Disebut kesalahan kecil atau sumbang kecil apabila perbuatan tersebut hanya mengakibatkan kerugian terhadap seseorang atau beberapa orang (keluarga atau kerabat), kesalahan besar atau sumbang besar apabila perbuatan itu merupakan kejahatan yang mengakibatkan kerugian dan mengganggu keseimbangan masyarakat adat secara keseluruhan.
Aturan-aturan hukum pidana adat tersebut sudah dikenal oleh masyarakat adat sejak dari nenek moyang sebelum agresi Belanda masuk ke Indonesia.


Jenis-jenis aturan hukum adat, oleh masyarakt Jambi dikenal dengan undang nan dua puluh. Akan tetapi secara sistematika dibagi menjadi dua bagian yaitu, “Pucuk undang nan delapan,” dan “Anak undang nan duabelas”. Namun baik pucuk undang nan delapan maupun anak undang nan duabelas, keduanya mengatur bentuk kejahatan (hukum publik) dan tata tertib masyarakat yang berkaitan dengan ekonomi (hukum privat/sipil).

Sistematika dan rumusan normalnya dari undang-undang nan duabelas tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pucuk Undang nan Delapan terdiri dari:

1) Dago-dagi
Maksudnya adalah segala bentuk perbuatan yang melanggar kepentingan bersama/umum sehingga menimbulkan kekacauan dalam negeri.

2) Sumbang-salah
Maksudnya adalah melakukan perbuatan yang menurut pendapat umum dipandang sebagai perbuatan yang tercela karena tidak layak.

3) Samun-Sakai
Maksudnya adalah mengambil harta orang lain dengan paksa disertai penganiayaan dan pngrusakan.

4) Upas-Racun
Maksudnya adalah melakukan pembunuhan dengan menggunakan ramuan yang disebut racun, akibatnya orang yang terkena racun menderit sakit yang lama sebelum meninggal, sedangkan yang terkena upas biasanya mati seketika.

5) Siur Bakar.
Maksudnya adalah perbuatan dengan sengaja membakar kampung, rumah, kebun atau ladang pertanian.

6) Tipu-tepok
Maksudnya adalah tindakan orang yang untuk memperoleh suatu barang atau suatu keadaan yang menguntungkan dirinya dengan cara tipu daya dan bujuk rayu atau keadaan palsu.

7) Maling-Curi
Maksudnya adalah mengambil barang kepunyaan orang lain dengan maksud hendak memiliki tanpa setahu pemiliknya baik pada waktu malam maupun siang hari.

8) Tikam-bunuh.
Maksudnya adalah melakukan kekerasan terhadap orang lain dengan menggunakan senjata tajam atau alat lainnya sehingga berakibat kematian.

2. Anak Undang Nan Duabelas, terdiri dari:

1) Lebam-Balu diTepung Tawar.
Maksudnya adalah orang yang menyakiti fisik/badan orang lain berkewajiban mengobatinya sampai sembuh dan baik kembali sampai hilang bekasnya.

2) Luka-lekih dipampas
Maksudnya adalah barang siapa yang melukai badan/fisik orang lain dihukum membayar pampas yang dapat dibedakan atas 3 kategori, yaitu

a. Luka Rendah: Pampasannya seekor ayam, segantang beras dan kelapa setali ( dua buah);
b. Luka Tinggi: Pampasannya seekor kambing dan 20 gantang beras.
c. Luka Parah: pampasannya dihitung selengan separoh bangun.

3) Mati di Bangun
Maksudnya adalah barang siapa membunuh orang lain dihukum membayar bangun berupa 1 ekor kerbau, 100 gantang beras dan 1 kayu putih ( 30 Yard)

4) Samun
Maksudnya adalah merampas barang milik orang lain dengan paksa, dilakukan dipinggir hutan atau tempat terkecil.


5) Salah makan diludah.
Salah bawak dikembalikan
Salah pakai diluruskan,
Maksudnya adalah siapa yang telah berbuat sesuatu yang akibatnya menimbulkan kerugian ia wajib menggantikannya atau membayar senilai kerugian yanbg ditumbulkan oleh perbuatannya.

6) Hutang kecil dilunasi.
Hutang Besar diangsur.
Maksudnya adalah apabila seseorang berhutang maka ia wajib melunasinya, kalau jumlah hutangnya kecil dilunasi sekaligus, kalau jumlahnya besar boleh diangsur.

7) Golok Gadai Timbang Lalu
Maksudnya adalah harta atau sesuatu barang yang diserahkan kepada orang lain sebagai jaminan hutang, akan pindah pemiliknya apabila sudah lewat waktu yang dijanjikan.

8) Tegak Mengintai Lenggang,
Duduk menanti kelam,
Tegak berdua bergandeng dua,
Salah bujang dengan gadis kawin.
Maksudnya adalah pergaulan anatar orang bujang dengan seorang gadis yang diduga kuat telah melanggar adapt dan memberi malu kampung tanap sisik siang harus dikawinkan.

9) Memekik Mengentam tanah,
Menggulung lengan baju,
Menyingsinkan kaki celana.
Maksudnya adalah menantang orang untuk berkelahi, kalau yang ditantang itu orang biasa hukumannya seekor ayam, 1 gantang beras dan setali kelapa (2buah). Jika yang ditantang berkelahi itu lebih tinggi kedudukannya, maka dihukum 1 ekor kambing, 20 gantang beras dan kelapa 20 buah.

10) Menempuh nan Bersamo,
Mengungkai nan bererbo,
Maksudnya adalah memasuki suatu tempat atau memanjat yang ada tanda larangannya berupa pagar atau tanda khusus. Perbuatan ini dihukum dengan seekor ayam, 1 gantang beras dan kelapa setali (2buah)

11) Meminang di atas Pinang,
Menawar diatas tawar.
Maksudnya adalah apabila seseorang gadis sudah dipinang dan sudah jelas pinangannya itu diterima, maka status si gadis tunangan orang itu tidak boleh dipinang lagi oleh orang lain. pelanggaran ketentuan ini dihukum 1 ekor kambing dan 20 gantang beras.

12) Umo Bekandang siang
Ternak bekandang malam
Maksudnya adalah para petani harus menjaga umo (sawah) atau tanamannya harus mengurungkan pada malam hari. Apabila tanaman petani dimakan atau dirusak hewan ternak pada waktu siang hari maka pemilik ternak tidak dapat dituntut mengganti kerugian, tetapi apabila terjadinya pada malam hari pemilik ternak harus membayar ganti rugi senilai tanaman yang dimakan atau dirusak oleh ternaknya.

7. KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT MELAYU JAMBI

          Kehidupan masyarakat Jambi dari segi sosial budaya berpedoman kepada Adat Bersendikan Syarak dan Syarak Bersendikan Kitabullah.

Masyarakat Jambi adalah masyarakat yang heterogen, namun berpedoman kepada pepatah adapt, dimana tembilang tercacak disitu tanaman tumbuh, dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung dan dimana larasnya dipancung disitu airnya diminum, serta tidak membawa cupak 
dengan gentang.

Struktur pemerintahan Jambi dahulunya terbagi atas, Daerah Bangsa Nan Dua Belas, Daerah Batin, Luhak dan Kampung jadi Alam nan Berajo, Negeri nan Bebatin, Rantau nan Bejenang Luhak nan Berpenghulu, Kampung nan Betuo dan Rumah anan Betenganai.

Dalah kehidupan sehari-hari masyarakat Jambi terkenal dengan kegotong-royongan dan keterbukaannya, yang dirumuskan dlaam pepatah, berat samo dipikul ringan samo dijinjing. segala pekerjaan yang dikenakan bersam ataupun hal-hal yang menyangkut kepentingan bersama selalu dimusyawarahkan terlebih dahulu dan dimufakatkan sebagaimana yang diutarakan dalam pepatah bulat air dipembuluh bulat kato dimufakatkan, kalau bulatlah boleh digolekkan kalau pipih lah boleh dilayangkan.

1. POLA PERKAMPUNGAN

Perkataan kampung kalau dilihat dari arti katanya, berarti “Kumpul” dengan demikian kata perkampungan berarti perkumpulan. Berkampung sama dengan berkumpul. 

Dalam propinsi Jambi, nama kampung sebagai tempat kediaman penduduk, kita dapati di Kotamadya Jambi. Sedangkan di Kabupaten Sarolangun Bangko, Kabupaten Tebo dan Kabupaten Kerinci Masyarakat lebih senang menggunakan nama dusun dari pada kampung. dalam Kabupaten Tenjung Jabung sebagai ganti kampung dipergunakan pula istilah parit.

Dusun dikepalai oleh Kepala Dusun yang disebut Penghulu, dipilih dari penduduk dusun itu yang dipandang cakap. Parit, dikepalai oleh seorang Kepala Parit dan kampung dikepalai oleh seorang Kepala. Kampung yang dipilih dari penduduk dan oleh penduduk setempat. dalam melaksanakan tugasnya. Kepala Kampung, Kepala Parit, dan /atau penghulu itu dibantu oleh Mangku yang menjalankan fungsi wakil kepala kampung dan Sekretaris Kepala Kampung. 

Kampung yang juga disebut dusun atau parit itu, pada hakekatnya adlah merupkan bagian dari marga. marga istilah kesatuanmasyarakt hukum adapt yang berdasarkan tempt tinggal, dengan menggabungkan beberapa buah dusun, dan merupakan wilayah persekutuan hukum adapt. sesuai dengan Inlandsche Gemente Ordonantie Buiten gewester, marga dapat dipersamakan dengan Desa di Jawa, Nagari di Minankabau, Kuria di Tapanuli dan Gelarong di Sulawesi Selatan, yakni suatu kesatuan hukum dalam masyarakat yang didasarkan pada kesatuan territorial.

Marga dikepalai oleh seorang Pasirah yang dipilih dari penduduk dusun didalam lingkungan marga tersebut. Pasirah Kepal Marga bertugas menjalankan pemerintahan Marga sebagi kepal Adat di marga karenanya menyelesaikan perkara-perkara adapt. di Kabupaten Kerinci dikenal pula Kemendapoan yang dikepalai worang Mendapo. Kemendapoan adalah setingkat dengan Marga pasirah kepala Marga dalam menjalankan tugas pekerjaannya dibantu oleh Rio.Dalam, keadaan sekarang, camat dengan Kecamatannya merupakan apart pemerintah diatas Marga.














BAB III
PENUTUP

1.      KESIMPULAN
Jambi adalah salah satu suku di Indonesia yang terletak di kepulauan Sumatra. Banyak yang tidak mengetahui bahwa Jambi juga mempunyai banyak hal-hal menarik yang dapat dijadikan ”berita utama”, tetapi amat disayangkan bahwa yang sering sekali di ekplorasi adalah wilayah-wilayah tetangganya; seperti Sumatra Barat (Padang) dan Sumatra Utara (Batak).
 Provinsi Jambi yang memiliki penghuni berlatar Melayu. Memilki kebudayaan yang sangat khas. Merupakan pengaruhnya adalah latar belakang sejarah jambi itu sendiri. Ada berbagai unsur kebudayaan yang dirasa perlu untuk dilestarikan. Sebagai bentuk kesadaran akan kebudayaan yang ada pada tanah air kita, agar dapat bersaing dengan kebudayaan luar.
Kebudayaan melayu jambi berisikan perpaduan antara unsur budaya melayu jambi antara lain animisme dan dinamisme, melayu buddhis dan unsur budaya melayu Islam. Namun tidak menghilangkan ciri-ciri asli.

2.      SARAN
Adapun saran yang dapat pemakalah berikan adalah kita sebagai masyarakat melayu Jambi bagaimana cara untuk melestarikan atau memperkenalkan budaya Jambi itu sendiri, bahwa banyaknya terdapat unsur-unsur kebudayaan itu sendiri yang sangat menarik dan bisa untuk dijadikan berita utama.
Baiklah, sebagai penutup tentu masih banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini, untuk itu kami merasa perlunya kritik dan saran yang membangun untuk koreksi makalah ini, karena sesuatu itu terdapat kekurangan.




SUMBER REFERENSI

1.      Fachruddin Saudagar.2003. Potensi Budaya Melayu Jambi.Jambi: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi.
2.      Somad, Kemas Arsyad. 2003 Mengenal Adat Jambi Dalan Perspektif Modern.Jambi:provinsi jambi.
3.      Hamid,Ismail. 1991. MASYARAKAT DAN BUDAYA MELAYU,Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia-Kuala Lumpur.




1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus